SING NDELOK

Minggu, 10 April 2016

Handuk Kecil

Menunggu... 
Sebuah makna yang lebih kau tahu 
Bertahun tahun di sisa umurmu 
Kau menunggu... 
Siapapun yang akan menggunakan jasamu     

Dalam menunggu... 
Terkadang kau hanya duduk termenung 
Sesekali menyeruput kopi 
Sesekali membaca suara harian pagi 
Atau ngobrol ngalor ngidulmbanyol juga tawa unjuk gigi   

Handuk kecil terlilit dileher 
Bersiap untuk peluh pagi yang mengucur tiada henti 
Sepenuh hati kau kayuh hari 
Demi periuk nasi yang penuh isi  

Namun siapa tahu tentang hari 
Ketika harapan membumbung tinggi 
Pagi cerah, sore hujan tiada henti 
Periuk menjadi impian yang harus terisi   

Kata siapa kau putus harapan 
Malas-malasan tak mau bekerja yang lain 
Dalam hati kecil kau ingin 
Namun ketetapan hati, legowo, tentang sebuah pilihan     

Pilihan menunggu dalam lamunan  
Kewajiban menunggu menjadi sebuah pilihan penuh harapan 
Kewajiban untuk tetap membahagiakan 
Keluarga, dengan kejujuran dan kehalalan     

Yogyakarta, 08:06 WIB | AA PRASOJO

Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/prasojo70/100puisi-handuk-kecil_56c3c99723afbd6b0552b63f

Tidak ada komentar:

Posting Komentar